BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pencegahan merupakan tindakan preventif agar tidak
terserang penyakit. Islam telah mengajarkan beberapa cara sebagai acuan yang
bisa diterapkan dalam kehidupan. Al-Qur’an dan Hadis digunakan sebagai
dalil-dalil utama, sehingga apa yang datang dari Allah dan diajarkan oleh
Rosullullah merupakan hal yang pokok.
Mempunyai tubuh yang sehat merupakan nikmat terbesar
dari Allah. Siapapun pasti tidak meginginkan dirinya sakit, yang nantinya
menghabiskan waktu, tenaga, fikiran dan uang demi memperoleh kesembuhan.
Sebelum semua itu terjadi, maka mencegah adalah cara yang lebih baik daripada
mengobati.
Beragam tindakan pencegahan saat ini banyak dilakukan.
Misalnya saja menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan, memakan
makanan halal dan baik, olahraga secara rutin dan memperbanyak amal ibadah.
Telah dicontohkan dalam islam, misalnya yaitu
berwudhu, mandi, berpuasa yang wajib dilakukan sebelum melakukan ibadah. Islam
mewajibkan semua itu bukan tanpa alasan. Jika diperhatikan dengan baik, semua
itu mempunyai manfaat yang lebih. jadi dengan melaksanakan apa yang telah
diajarkan dalam Islam secara tidak disaari memberikan manfaat untuk tubuh kita.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pencegahan penyakit?
2. Apa
saja pokok-pokok ajaran Islam tentang pencegahan penyakit?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian pencegahan penyakit.
2. Untuk
mengetahui pokok-pokok ajaran Islam tentang pencegahan penyakit.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Pencegahan Penyakit
Pencegahan
merupakan tindakan preventif untuk menghindari terhadap segala hal yang tidak
diinginkan atau bahkan merugikan jika hal itu terjadi. Jika disandarkan dengan
kata penyakit, pencegahan penyakit berarti upaya-upaya yang bisa dilakukan
untuk menghindari munculnya penyakit.
Mempunyai
tubuh yang sehat merupakan keinginan setiap orang. Jika terlanjur sakit, maka
akan berusaha untuk berobat demi memperoleh kesembuhan. Biaya yang dikeluarkan
untuk berobat pun lebih banyak daripada melakukan pencegahan. Mencegah lebih
baik daripada mengobati menjadi pepatah yang perlu kita teladani. Selain itu, pencegahan
dapat diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan jiwa
dan raga yang sehat sehingga kita dapat senantiasa beribadah menjalankan
kewajiban sebagai umat Islam.
Islam
merupakan agama yang kompleks. Islam tidak hanya mengajarkan tentang
peribadatan untuk menyembah Allah saja. Tapi, dalam hal menjaga kesehatan juga
dijelaskan didalamnya, khususnya yang telah dicontohkan oleh Rosullulloh SAW.
Jika Rosulluloh sudah memberikan contoh, sebagai umatnya tentu saja harus
meniru segala hal yang dilakukan Rosullulloh. Misalnya saja makan makananan
yang baik dan halal, tidak makan secara berlebih-lebihan, mengisi perut dengan
sepertiga untuk air, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk udara dan masih
banyak lagi.
Allah
telah mengutus Nabi Muhammad untuk menunjukkan kepada manusia, jalan kebenaran.
Disini sudah jelas bahwa dengan mengikuti semua perintah beliau merupakan
bentuk kebaikan, begitu juga sebaliknya, dengan melanggar perintah beliau
merupakan keburukan. Jadi, apa yang kita teladani bukan sembarang jalan, akan
tetapi jalan yang benar dan nyata untuk memperoleh kehidupan yang nyaman dengan
tubuh sehat serta mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Ridho dari Allah akan
mengarahkan kita pada jalan kebaikan, menjadikan hati berfungsi dengan baik, membentuk
mata batin yang kuat, dan menggunakan angota fisik untuk sesuatu yang benar.
B. Pokok-Pokok
Ajaran Islam tentang Pencegahan Penyakit
Pencegahan
dilakukan untuk menghindari datangnya penyakit. Penyakit yang muncul sebagian
besar karena adanya pelanggaran terhadap ajaran Nabi. Diantara beberapa
penyakit dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu penyakit Jasmani dan
penyakit Rohani.
Penyakit
Ruhani dibagi menjdi dua, yaitu penyakit syubhat yang disertai keragu-raguan
dan penyakit Syahwat yang disertai kesesatan. Kedua hal itu disebutkan dalam
Al-Qur’an,
Berkenaan
dengan penyakit syubhat, Allah berfirman:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Adapun
penyakit syahwat, Allah berfirman:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”[1]
Pencegahan
Penyakit Rohani :
a. Ghodlotul
Bashor (menahan Pandangan)
Allah
berfirman:” Katakan kepada orang-orang lelaki yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka).” (An-Nur [24] : 30)
Nabi
Muhammad SAW. Memperingatkan kita untuk menjaga pandangan, serta memperingatkan
akan bahaya jika tidak bisa menjaga pandangan.berawal dari memandang, maka
perbuatan-perbuatan buruk lain akan mengikutinya, misalnya jika dengan sengaja
melihat lawan jenis, pasti akan muncul rasa tertarik terhadap lawan jenis. Jika
hal itu tidak segera dicegah, maka akan terjerumus terhadap perbuatan maksiat
yaitu zina. Begitu juga, dalam urusan dunia, kita dilarang untuk melihat orang
yang lebih sempurna dari diri kita.jika hal ini dilakukan, maka sifat iri, rasa
rendah diri akan menyertainya. Yang perlu diingat bahwa hanya dalam usrusan
akhirat saja kita diperbolehkan, untuk melihat orang yang lebih dari diri kita.
b. Mencintai
Orang-Orang Mukmin
Nabi
Muhammad SAW bersabda,” Tidaklah salah seorang dari kalian beriman, sehingga ia
mencintai untuk saudaranya seperti apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri.”
Mencintai
seorang mukmin, baik tua maupun muda, baik laki-laki maupun perempuan, maka
akan menjadikan hubugan antar mukmin pun menjadi baik. Sering menjalin
silaturami, kerjasama akan menghindarkan diri dari rasa benci, dendam dan yang
lainya. Selain itu, jika kita dekat dengan orang-orang mukmin, maka kita
kemungkinan kecil untuk berbuat maksiat. Seperti apa yang telah disabdakan oleh
Nabi Muhammad SAW, bahwa orang Muslim adalah saudaranya orang muslim, Orang mukmin
adalah saudaranya orang Mukmin seperti bangunan yang saling menguatkan.
c. Selalu
mengikuti Teladan Nabi Muhammad SAW
Allah
berfirnan, “ Apapun yang dibawa oleh Rosul kalian, maka ambillah, sedangkan apa
yang dilarangnya,maka hentikanlah.”
Ajaran
yang diajarkan Nabi merupakan ajaran yang berguna sampai akhir zaman. Jadi
ajaran belau sampai kapanpun akan selalu berguna untuk zaman kapanpun, dan
tidak pula ketinggalan zaman. Ketika kita diragukan oleh berbagai kondisi pada
saat ini, maka langsung saja semua di kembalikan kepada apa yang sudah diajarkan
pada zaman Nabi Muhammmad SAW. [2]
Selain
penyakit rohani, terdapat penyakit jasmani. Hal ini yang menjadi bahasan pokok
dalam makalah Pengobatan Fisik Ala Nabi. Akan tetapi, dalam Ilmu Psikologi,
Antara Jasmani dan Rohani memiliki keterkaitan yang penting. Ruhani yang kurang
sehat akan mempengaruhi kondisi Jasmani.
Allah berfirman:
“لَيْسَ
عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ
Artinya:”Tidak
ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit,..”
Sebelum
Penyakit jasmani itu menyerang tubuh, maka juga terdapat upaya-upaya pencegahan
yang telah diajarkan Rosullulloh. Diantaranya yaitu
a. Menjaga kebersihan makanan, badan, pakaian dan
tempat tinggal
Sabda Rasulullah,
“Kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Hadits ini menjadi dasar yang sangat kuat
bahwa Islam sangat mementingkan urusan ini. Hampir tidak dijumpai agama selain
Islam yang begitu detil mengatur masalah kebersihan badan, pakaian dan tempat
tinggal.
Diantara upaya untuk menjaga yaitu
1) Menjaga makanan
dari kotoran
Rosulloh telah
mengajarkan tentang adab ketika makan, bahwa tangan yang digunakan untuk makan
dan membersihkan kemaluan tidak sama.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata, “ Tangan Rosululloh yang kanan
digunakan untuk bersuci dan makan, sangkan yang kiri digunakan untuk buang air
besar dan hal-hal yang mengganggu.”
Rosululloh juga bersabda:
”
Wahai Anak Adam! Ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kanan, dan
makanlah makanan yang dekat denganmu.”
Dari
Abu Qudhofah, Rosululloh bersabda:
“Jika
salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas didalam gelas,.”
Sesuai dengan pembuktian ilmiah, bakteri dapat masuk dalam
tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang masuk dalam tubuh. Untuk itu,
sangat penting menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan bakteri.
2) Menjaga lingkungan dari polusi
Beberapa
objek yang dapat terkena polusi, diantaranya yaitu air, tanah, udara. Jika
lingkungan sudah dipenuhi polusi, maka akan menjadi sumber bibit penyakit,
diantaranya influenza, hepatitis, cacar, dan lain-lain.
Rosululloh
bersabda: ”Apabila salah seorang dari kamu menguap, hendaklah ia meletakkan
kedua tangannya di mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk pada saat
menguap.”
Dari
Abu Hurairah, Rasululloh bersabda bahwa apabila bersin, beliau menutup wajahnya
dengan kedua tangannya atau pakaiannya, dan menekan suara dengannya.
Dari
Ibnu Abbas, Rasululoh bersabda bahwa beliau dilarang bernafas atau meniup di
dalam bejana.
Nabi
juga melarang kencing di air yang diam, melarang orang yang baru bangun tidur
memesukkan tangannya ke dalam bejana sebelum dia mencucinya tiga kali.
Rosululloh
bersabda:
“Apabila
salah seorang dari kalian bangun tidur, janganlah ia menyelupkan tangannya
didalam bejana sebelum mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah
tangannnya itu berada semalam.”
“Janganlah
salah seorang dari kalian kencing di air diam yang tidak mengalir , kemudian
mandi di dalamnya.”
Dari
hadis-hadis itu dibuktikan dengan pembuktian ilmiah bahwa bakteri dapat menular
melalui air, udara, dan tanah. Individu harus mengetahui bagaimana menjaga diri
agar tidak terkena penyakit karena bakteri-bakteri berbahaya itu.[3]
b. Menjalani pola
hidup islami
Seperti anjuran
Rasulullah untuk berolahraga, makan ketika lapar dan berhenti makan sebelum
kenyang, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, dan lain-lain. Rosululloh juga
mengajarkan pola makan dan minum yang baik.
Rasululloh bersabda:”
Seseorang tidaklah mengisi kantong yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah
bagi seseorang itu beberapa suap makanan, yang bisa menegakkan tulang
punggungnya. Jika harus makan banyak, maka maksimal sepertiga untuk makanannya,
sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”
1. Mengkonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan thayyib (berkualitas).
Kita makan dan minum bukan hanya sekedar
untuk memenuhi rasa lapar, oleh karenanya Islam mengarahkan agar kita selektif
memilih makanan, karena tidak setiap jenis makanan atau minuman baik dan
berguna untuk tubuh kita.
Sabda Rasulullah, “ Tidak aku jumpai
tempat yang lebih buruk pada diri manusia selain perut mereka”. Allah turunkan
beberapa jenis makanan dan minuman yang haram dikonsumsi disamping karena telah
terbukti tidak thayyib (berkualitas) juga sebagai suatu cara Allah untuk
menguji ketaatan dan ketundukan kita terhadap-Nya.
2. Tidak berlebih-lebihan ketika makan atau minum
Rasululloh bersabda:” Seseorang tidaklah
mengisi kantong yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi seseorang itu
beberapa suap makanan, yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Jika harus
makan banyak, maka maksimal sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk
minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”
3. Memiliki adab
ketika makan atau minum
Mengikuti adap dan tata cara yang baik
ketika makan atau minum telah dicontohkan Rosul, diantaranya tidak makan atau
minum sambil berdiri, tidak makan atau minum yang sangat panas, tidak minum
ketika sedang makan, tidak mencela makanan dan yang lainya.
Rasululloh bersabda:” Aku tidak akan
makan sambil bersandar”
Dalam uji penelitian, makan dengan
bersandar kesamping itulah yang berbahaya, karena bia menghalangi proses
masuknya makanan secara alami dalam kondisi yang wajar. Sehingga akan sulit
mencapai lambung, bahkan bisa berakibat menekan lambung, sehingga lambung tidak
siap menerima makanan.selain itu, Rosululloh juga mengunakan tiga jari ketika
makan.[4]
4. Olahraga yang
cukup
Olah raga juga merupakan bentuk
pencegahan terhadap penyakit. Dengan olah raga, maka akan mengeluarkan
keringat. Menurut penelitian ilmiah, keringat merupakan racun-racun yang
terpendam dalam tubuh juga pembakaran kalori-kalori yang berlebih. Jika racun
itu dikeluarkan, maka tuuh akan sehat, dan sebaliknya, jika didiamkan dalam
tubuh dan diendapka, maka racun akan menumpuk dan tubuh akan rentan terhadap
berbagai penyakit.
5. Mematikan lampu
sebelum tidur
Seperti sabda Rosululloh:”Jika kalian
tidur, matikan lampu-lampu, tutuplah pintu-pintu, tutuplah kendi-kendi, dan
tutuplah makan dan minuman.” Dan saya kira beliau juga bersabda :” meski hanya
dengan setangkai kayu yang kau letakkan diatasnya.”[5]
c.
Menghindari daerah wabah
Rasulullah pernah
melarang para sahabat mendekati daerah yang terjangkit wabah penyakit menular.
Pada kesempatan lain Rasulullah berpesan,“Jika kalian mendengar penyakit Tho’un
disuatu wilayah, maka jangankah kalian memasukinya, dan apabila penyakit
tersebut terjadi di suatu wilayah, sedangkan kalian ada disana, maka janganlah
kalisan pergi darisana.”
d. Menghindari
segala yang dapat menimbulkan bahaya
“Tidak boleh
membahayakan (diri) dan tidak boleh membahayakan (orang lain)”. Sabda
Rasulullah ini sangat terkenal bahkan para ulama menjadikannya salah satu kaidah
dalam penetapan hukum Islam.[6]
e. Menjalankan
ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah
Dalam menjalankan
ibadah-ibadah tersebut, terdapat banyak hikmah dan manfaat, termasuk di
dalamnya hikmah dan manfaat kesehatan. Puasa sebagai contoh, adalah suatu
ibadah yang telah dibuktikan memberi manfaat kesehatan bagi orang yang
melaksanakannya. Diantaranya peristiwa yang terjadi ketika puasa yaitu
Rekonstruksi sel-sel tubuh dan pembersihan tubuh dari Racun.[7]
Sabda Rosululloh:
وَأَنْ
تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:” … Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Selain berpuasa, wudhu, mandi.juga merupakan ibadah yang wajib dilakukan sebagai syarat syahnya ibadah. Semua itu bukan tanpa alasan, karena sholat dan wudhu terbukti memiliki manfaat tehadap kesehatan fisik.
Kulit merupakan organ yang terbesar
tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari
berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi
ekskresi (tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori) dan
media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara
tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH
(derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci
merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban
kulit. Kalau kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan
kulit terutama mudah terinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses
peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh
yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga).
Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banya kuman dan flora
normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga
dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni
paru), Neisseria sp, Hemophilus sp.[8]
Begitu
juga dalam sholat, bukan hanya sebagai ibadah sebagai bentuk kewaiban. Karena sholat
merupakan olah raga-olah raga kecil. Hal ini disebut olah raga, karena
gerakan-gerakan sholat ternyata mempunyai keampuhan tersendiri untuk kesehatan.
Intinya, gerakan-gerakan itu dapat memperlancar peredaran darah.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Mencegah
merupakan upaya preventif yang harus dilakukan agar tidak tubuh tidak terserang
penyakit. Beberapa upaya itu telah diajarkan dalam Islam, misalnya menjaga
kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal, menjalani pola hidup islami, mengkonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan thayyib (berkualitas), menghindari daerah
wabah, menghindari segala yang dapat
menimbulkan bahaya, menjalankan ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah.
Rosululloh
sebagai teladan yang baik bagi umatnya telah memberikan berbagai contoh adab
dan sopan santun, seperti adap ketika makan, adab ketika minum. Semua itu juga
terbukti secara ilmiah, bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Ibadah ibadah
wajib yang telah diajarkan dalam Islam, seperti puasa, sholat, berwudhu, mandi
juga terbukti secara ilmiah dapat menjaga kestabilan kesehatan tubuh.
B. Saran
Dari penjelasan
di atas pembaca dapat menerapakan bagaimana cara agar menjaga kesehatan agar
tubuh tetap segar setiap waktu. Setiap umat Islam diciptakan untuk beribadah
kepada Allah. Jika tubuh itu sehat, maka beribadah kepada Allah juga bisa
semangat. Penulis mengucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau isi makalah. Kami penulis akan berusaha untuk lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Bin
Abdul Fattah, Aiman.Keajaiban Thibbun Nabawi. Daru’sh-Sho’ifah.Surakarta,2005
Al-Jauziyyah, Ibnu
Al-Qayyim.Mukhtasayar Ath-Tibbun Nabawi .Bayt Al-Afkar Ad- Duwaliyah. Solo,
2005
Http://Pokok/Pokok/Ajaran/Islam/tentang/Pencegahan/Penyakit/dan/Pengobatannya/Menulis.htm
http://smkn3pacitan.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=118:manfaat-wudhu-dan-sholat-dari-segi-kesehatan-modern&catid=48:umum
Http://Pokok/Pokok/Ajaran/Islam/tentang/Pencegahan/Penyakit/dan/Pengobatannya/Menulis.htm
http://smkn3pacitan.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=118:manfaat-wudhu-dan-sholat-dari-segi-kesehatan-modern&catid=48:umum
[1]
Ibnu Qayyim, Al-Jauziyyah. Mukhtasayar Ath-Tibbun Nabawi (Solo, Bayt Al-Afkar
Ad- Duwaliyah,2005) hal. 1
[2]
Aiman bin Abdul Fattah, Keajaiban Thibbun Nabawi ( Surakarta: Daru’sh-Sho’ifah,
2004) hal. 156-158
[3]
Ibid. 158-165
[4]
Ibnu Qayyim, Al-Jauziyyah. Mukhtasayar Ath-Tibbun Nabawi (Solo, Bayt Al-Afkar
Ad- Duwaliyah,2005) hal. 100-101
[5]
Ibid.175-188
[7]
Aiman bin Abdul Fattah, Keajaiban Thibbun Nabawi ( Surakarta: Daru’sh-Sho’ifah,
2004) hal. 153--155
[8]
http://smkn3pacitan.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=118:manfaat-wudhu-dan-sholat-dari-segi-kesehatan-modern&catid=48:umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar